Sir Thomas Stamford Raffles yg menjabat sbg Gubernur Jenderal Inggris tahun 1811-1816 justru sangat membantu menguak sejarah di Indonesia.
Raffles justru yang rajin begitu nemuin candi-candi di jawa yang udah pada ketutup tanah gara2 gunung Merapi meletus, pokoknya pekerjaan raffles bener2 berguna buat bangsa Indonesia.
Raffles pernah berkata, “Saya yakin tidak ada orang yang memiliki informasi mengenai Jawa sebanyak yang saya miliki….” Itu ada di dalem bukunya yang berjudul “ The History of Java” yg terbit thn 1817.
Buku History of Java:
Bagi yang belum muka Sir Thomas Stamford Rafless, ini dia:
Berikut ini hasil2 keberuntungan yang indonesia dapet dari Om Raffles:
1. Terkuaknya Candi Borobudur setelah tertimbun tanah:
Setelah letusan Gunung Merapi, debu menyelimuti Candi Borobudur menjadi media tumbuh suburnya berbagai jenis alang-alang, rumput, dan semak belukar. Pohon-pohon kecil tumbuh subur, menjadikan Candi Borobudur seperti gundukan batu yang tertutup semak belukar. Candi Borobudur menjadi tidak terurus dan dilupakan sama sekali. Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir.
Thomas Raffles orang yang berambisi untuk menggali candi Buddha terbesar ini. Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut. Pekerjaan membersihkan itu berakhir 1835 hingga seluruh bangunan terlihat. Apa yang dilakukan oleh Cornelius ditulis dalam kitab Stamford Raffles yang terkenal yaitu “The History of Java” terbit tahun 1817 .
2. Candi Gedong SOngo:
Keberadaannya candi ini diungkapkan pertama kali dalam laporan Raffles pada tahun 1740. Pada awalnya hanya tujuh kelompok bangunan yang ditemukan, sehingga Raffles menyebutnya Gedong Pitu. Setelah ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap candi oleh para arkeolog Belanda, antara lain Van Stein Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Dalam penelitian tersebut ditemukan dua kelompok candi lain, sehingga namanya diubah menjadi Gedong SangaKomplek Candi Gedong Songo ini diperkirakan dibangun oleh Raja Sanjaya, raja Mataram kuno pada sekitar abad 8 Masehi.
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tepatnya di lereng Gunung Ungaran.
3. Candi Dieng:
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.
Candi Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814 dibawah kepemimpinan Sir Thomas Stamford Raffles. Ketika itu seorang tentara Inggris yang sedang berwisata ke daerah Dieng melihat sekumpulan candi yang terendam dalam genangan air telaga. Kemudian air yang berada di telaga tersebut pada tahun 1956 dilakukan upaya pengeringan. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864, dilanjutkan dengan pencatatan dan pengambilan gambar oleh Van Kinsbergen. Sehingga kompleks candi Dieng bisa terlihat sekarang. Bukti Dieng merupakan telaga pada waktu itu ialah, berbentuk dataran yang luas yg dikelilingi oleh pegunungan.
4. Candi Panataran (Jawa Timur):
Candi Panataran terletak di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Dari pusat kota Blitar kurang lebih 12 kilometer atau sekitar setengah jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Letak candi ini di lereng barat-daya Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dari permukaan air laut.Dibanding dengan candi-candi lainnya di Jawa Timur, Candi Panataran adalah satu-satunya kompleks percandian yang terluas dan termasuk lengkap unsur-unsurnya. Candi ini ditemukan pada tahun 1815 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang waktu itu berkuasa di Indonesia. Waktu itu, ketika Raffles bersama Dr. Horsfield (seorang ahli ilmu alam) mengadakan kunjungan ke daerah Palah, Jawa Timur, mereka secara tidak sengaja menemukan Candi Panataran. Dan, hasil temuannya itu dibukukan dalam buku yang berjudul “History of Java” yang terbit dalam dua jilid. Jejak Raffles ini di kemudian hari diikuti pula oleh para peneliti lain yaitu: J.Crawfurd (seorang asisten residen di Yogyakarta), selanjutnya Van Meeteren Brouwer (1828), Junghun (1884), Jonathan Rigg (1848) dan N.W.Hoepermans yang pada tahun 1886 mengadakan inventarisasi di kompleks percandian Panataran.
5.Halaman Istana Bogor disulap Raffles menjadi Kebun Raya Bogor:
Setelah Batavia ditinggalkan karena situasi sudah dianggap tidak nyaman, Raffles tinggal di Bogor ( dulu namanya buitenzorg) . Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang. Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
6.Raffles Pencetus Museum Etnografi:
Museum Ethnografi Batavia, yang hingga kini masih berdiri megah. Padahal, sebelumnya kolonial Belanda telah mendirikan lembaga kebudayaan yang diberi nama Koninklijk Bataviaasch Genootschap atau Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Lembaga inilah yang memelopori pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1778) dan Museum Gajah (1862), yang semuanya berada di Jakarta.
7.Raffles Menemukan Buga Rafflesia Arnoldii:
Rafflesia Arnoldii merupakan salah jenis tanaman langka yang hanya tumbuh di kawasan Sumatra bagian selatan, terutama di Provinsi Bengkulu. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Bengkulu pada tahun 1818, oleh seorang letnan dari Inggris, yang pada saat itu tengah menjabat sebagai Gubernur Bengkulu, Thomas Stamford Raffles dan Dr. Arnoldy, seorang ahli botani.
Oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu, bunga ini ditetapkan sebagai lambang provinsi. Karena Refflesia Arnoldii merupakan tanaman langka, maka sejak tahun 2000 Pemerintah Provinsi Bengkulu menetapkannya sebagai tanaman yang dilindungi dan harus dilestarikan. Selain itu, sejak tahun 2001, beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Rafflesia Arnoldii ditetapkan sebagai kawasan hutan yang dilindungi.
8.Jasa lain yang diberikan Raffles ke Indoneisa:
Raffles mengenalkan sistem otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, menata ulang sistem perpajakan dan pertanahan, serta merintis penelitian serius terhadap sastra Jawa kuno.
Kemudian Raffles pindah ke singapura,Tapi sama seperti indonesia Om Raffles juga memberikan banyak hikmahn disana,Sehingga Singapura jaya seperti Sekarang,.
Raffles pernah berkata, “Saya yakin tidak ada orang yang memiliki informasi mengenai Jawa sebanyak yang saya miliki….” Itu ada di dalem bukunya yang berjudul “ The History of Java” yg terbit thn 1817.
Buku History of Java:
Bagi yang belum muka Sir Thomas Stamford Rafless, ini dia:
Berikut ini hasil2 keberuntungan yang indonesia dapet dari Om Raffles:
1. Terkuaknya Candi Borobudur setelah tertimbun tanah:
Setelah letusan Gunung Merapi, debu menyelimuti Candi Borobudur menjadi media tumbuh suburnya berbagai jenis alang-alang, rumput, dan semak belukar. Pohon-pohon kecil tumbuh subur, menjadikan Candi Borobudur seperti gundukan batu yang tertutup semak belukar. Candi Borobudur menjadi tidak terurus dan dilupakan sama sekali. Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir.
Thomas Raffles orang yang berambisi untuk menggali candi Buddha terbesar ini. Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut. Pekerjaan membersihkan itu berakhir 1835 hingga seluruh bangunan terlihat. Apa yang dilakukan oleh Cornelius ditulis dalam kitab Stamford Raffles yang terkenal yaitu “The History of Java” terbit tahun 1817 .
2. Candi Gedong SOngo:
Keberadaannya candi ini diungkapkan pertama kali dalam laporan Raffles pada tahun 1740. Pada awalnya hanya tujuh kelompok bangunan yang ditemukan, sehingga Raffles menyebutnya Gedong Pitu. Setelah ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap candi oleh para arkeolog Belanda, antara lain Van Stein Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Dalam penelitian tersebut ditemukan dua kelompok candi lain, sehingga namanya diubah menjadi Gedong SangaKomplek Candi Gedong Songo ini diperkirakan dibangun oleh Raja Sanjaya, raja Mataram kuno pada sekitar abad 8 Masehi.
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tepatnya di lereng Gunung Ungaran.
3. Candi Dieng:
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.
Candi Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814 dibawah kepemimpinan Sir Thomas Stamford Raffles. Ketika itu seorang tentara Inggris yang sedang berwisata ke daerah Dieng melihat sekumpulan candi yang terendam dalam genangan air telaga. Kemudian air yang berada di telaga tersebut pada tahun 1956 dilakukan upaya pengeringan. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864, dilanjutkan dengan pencatatan dan pengambilan gambar oleh Van Kinsbergen. Sehingga kompleks candi Dieng bisa terlihat sekarang. Bukti Dieng merupakan telaga pada waktu itu ialah, berbentuk dataran yang luas yg dikelilingi oleh pegunungan.
4. Candi Panataran (Jawa Timur):
Candi Panataran terletak di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Dari pusat kota Blitar kurang lebih 12 kilometer atau sekitar setengah jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Letak candi ini di lereng barat-daya Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dari permukaan air laut.Dibanding dengan candi-candi lainnya di Jawa Timur, Candi Panataran adalah satu-satunya kompleks percandian yang terluas dan termasuk lengkap unsur-unsurnya. Candi ini ditemukan pada tahun 1815 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang waktu itu berkuasa di Indonesia. Waktu itu, ketika Raffles bersama Dr. Horsfield (seorang ahli ilmu alam) mengadakan kunjungan ke daerah Palah, Jawa Timur, mereka secara tidak sengaja menemukan Candi Panataran. Dan, hasil temuannya itu dibukukan dalam buku yang berjudul “History of Java” yang terbit dalam dua jilid. Jejak Raffles ini di kemudian hari diikuti pula oleh para peneliti lain yaitu: J.Crawfurd (seorang asisten residen di Yogyakarta), selanjutnya Van Meeteren Brouwer (1828), Junghun (1884), Jonathan Rigg (1848) dan N.W.Hoepermans yang pada tahun 1886 mengadakan inventarisasi di kompleks percandian Panataran.
5.Halaman Istana Bogor disulap Raffles menjadi Kebun Raya Bogor:
Setelah Batavia ditinggalkan karena situasi sudah dianggap tidak nyaman, Raffles tinggal di Bogor ( dulu namanya buitenzorg) . Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang. Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
6.Raffles Pencetus Museum Etnografi:
Museum Ethnografi Batavia, yang hingga kini masih berdiri megah. Padahal, sebelumnya kolonial Belanda telah mendirikan lembaga kebudayaan yang diberi nama Koninklijk Bataviaasch Genootschap atau Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Lembaga inilah yang memelopori pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1778) dan Museum Gajah (1862), yang semuanya berada di Jakarta.
7.Raffles Menemukan Buga Rafflesia Arnoldii:
Rafflesia Arnoldii merupakan salah jenis tanaman langka yang hanya tumbuh di kawasan Sumatra bagian selatan, terutama di Provinsi Bengkulu. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Bengkulu pada tahun 1818, oleh seorang letnan dari Inggris, yang pada saat itu tengah menjabat sebagai Gubernur Bengkulu, Thomas Stamford Raffles dan Dr. Arnoldy, seorang ahli botani.
Oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu, bunga ini ditetapkan sebagai lambang provinsi. Karena Refflesia Arnoldii merupakan tanaman langka, maka sejak tahun 2000 Pemerintah Provinsi Bengkulu menetapkannya sebagai tanaman yang dilindungi dan harus dilestarikan. Selain itu, sejak tahun 2001, beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Rafflesia Arnoldii ditetapkan sebagai kawasan hutan yang dilindungi.
8.Jasa lain yang diberikan Raffles ke Indoneisa:
Raffles mengenalkan sistem otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, menata ulang sistem perpajakan dan pertanahan, serta merintis penelitian serius terhadap sastra Jawa kuno.
Kemudian Raffles pindah ke singapura,Tapi sama seperti indonesia Om Raffles juga memberikan banyak hikmahn disana,Sehingga Singapura jaya seperti Sekarang,.
0 komentar:
Posting Komentar