Sombong adalah satu watak manusia yang bisa ada karena berbagai hal. Bisa karena harta benda, kehebatan sebagai individu, kepandaian dan lain sebab. Kemudian pertanyaannya? Pantaskah dengan segala kelebihan itu kemudian kita sombong? Pasti banyak yang akan menjawab spontan: Tidak! Dan juga banyak yang tak memiliki jawaban. Karena perlu mengulang rasa, sombongkah aku?
Lalu, bagaimana membuang rasa sombong yang telah tertanam di hati dan pikiran kita? Cobalah di saat sendiri, keluar dari rumah, kemudian lihat luasnya tempat yang kita tinggali, bisa desa maupun kota. Rumah kita ternyata tiada apa - apanya dibandingkan dengan luasnya daerah kita. Kemudian, perluas pengetahuan kita, lalu rasakan kita tinggal di satu negara yang luasnya teramat luas dibandingkan dengan kota atau desa tempat kita tinggal. Disana beraneka ragam dan jutaan manusia ada. Untuk apa kita sombong?
Setelah itu kemudian rasakan kita hidup dan tinggal di bumi ini yang maha luas, dibandingkan dengan rumah kita, kota kita, bahkan negara kita. Milyaran manusia ada dengan segala aneka sifat dan kehidupannya. Kita hanyalah bagian kecil dari milyaran jumlah manusia di bumi ini. Untuk apa kita sombong?
Kemudian, perluas lagi pengetahuan kita, di luar sana, di luar bumi ada ribuan bintang dan galaksi, perkecil dengan galaksi tempat bumi berada, yakni Galaksi Bima Sakti. Di galaksi Bima Sakti ada ratusan juta bintang dan planet. Termasuk yang kita kenal sehari - hari, adalah Matahari dan Bulan serta planet - planet lain pendukungnya.
Pertama - tama marilah kita bandingkan seberapa besar planet Bumi yang kita tinggali ini dengan planet - planet lain. Kalau planet Bumi dibandingkan dengan planet-planet seperti Venus, Mars, Mercuri, dan Pluto, maka planet Bumi ini cukup besar. Jika ibaratnya besarnya Pluto adalah sebesar kelereng, maka bumi ini kurang lebih sebesar bola tennis. Tetapi jika dibandingkan dengan planet - planet seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, bumi ini akan terlihat sangat kecil. Kalau Jupiter sebesar bola sepak, maka Bumi ini hanya sebesar kelereng.
Kemudian jika planet - planet yang lebih besar dari planet Bumi tersebut dibandingkan dengan Matahari, maka planet - planet tersebut terlihat sangat kecil. Jika Matahari sebesar bola sepak, maka Jupiter hanya sebesar kelereng dan bumi akan terlihat seperti “titik” dalam matahari tersebut. Jadi matahari yang merupakan bintang terdekat dengan bumi ini ukurannya besar sekali. Itu baru membandingkan bumi dengan planet lain dan matahari. Selanjutnya jika kita bandingkan lagi besarnya Matahari dengan benda - benda angkasa lain yang berhasil diamati, akan terlihat bahwa matahari ini sangat kecil.
Matahari akan terlihat seperti kelereng jika dibandingkan dengan benda angkasa bernama Arcturus yang diumpamakan sebesar bola sepak. Lalu, Arcturus itu sendiri akan terlihat sebesar kelereng kalau dibandingkan dengan benda angkasa bernama Antares yang diumpakan sebesar bola sepak. Itu baru benda - benda angkasa disekitar kita ( yang berhasil diamati manusia ). Padahal di alam semesta ini ada banyak galaksi yang merupakan kumpulan jutaan bintang - bintang yang bertebaran di alam semesta ini. Bumi, planet lain dan matahari merupakan salah satu bagian dari sebuah galaksi.
Singkatnya, karena Allah Swt menciptakan alam semesta ini, tentu Dia lebih besar dari alam semesta ini. Masih berani berlaku sombongkah kita setelah mengetahui betapa kecil diri kita ini dan betapa Maha Besar Allah Swt pencipta alam semesta ini. Kita tidak bisa membayangkan begitu besarnya Allah Swt karena alam semesta ciptaanNya begitu kecil bagiNya. Maka tiada kata yang lebih tepat selain mengucapkan “Allahu Akbar”, Allah Maha Maha besar.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar