Saya saksikan. . .
Keadilan yang hakiki dan kebobrokan Bangsa Kini Bersanding Se-Derajat
kayalan untuk merasakan secuil hawa surgawi semakin pupus.
Terpampang Sudah Polisi Mabuk Dan Tentar Arogan Berhati Belati.
Negeriku yang kaya,yang sejahtera dan kesetaraan sosial yang adil dan ber-Adab,
adalah masih bualan segar
syair-syair panglima di kala kelabu itu.
Badan-badan pertiwi yang gagah nan serempak,mundur ditindas laju zaman yang simpang-siur,
kemudian dibukukan sebagai dongeng pengantar tidur,anak-anak garudaku.
Legenda se-orang pengelana muda yang tidur melengkung dijalannya,kini nyata menjadi maskot di kotaku yang masyur.
Kriminalitas selembaran kertas Bersimbol angka adalah hobby yang terpatri rapat oleh budaya,,,--Dan lihat dibaliknya.
Kasian "Para ibu, yang mengurai tangis tetap dengan kasihnya,karena beban anak-anak kelaparan tanpa pendidikan.
Lihat. "Para Bapak, yang berlari,bergelut dengan kemunafikan matahari terik siang ini dan terus saja berteriak darah di cakrawala senja tak ber-Upah.Di tanah negeriku yang Tandus.
Kemudian lihat di seberang jalan,tepat dibawah lampu nyala merah,,
Mereka yang mengayunkan tuntutan perut
Mereka yang sebenarnya ber-Akal sabar
Mereka yang sebenar-benarnya lugu
Mereka Kehilangan Ideologi Agamanya
Mereka Tuli akan Ideoligi Kepresidenan,Yang bagai Pelajaran Elite
Mereka Buta Tentang Arah Tujuan Mimpi,,
Dan Mereka Adalah Lupa,,Lupa akan Ideologi HIDUP dan MATINYA
Bagai Tawa dan Tangis Tak Ada Beda..
Keadilan yang hakiki dan kebobrokan Bangsa Kini Bersanding Se-Derajat
kayalan untuk merasakan secuil hawa surgawi semakin pupus.
Terpampang Sudah Polisi Mabuk Dan Tentar Arogan Berhati Belati.
Negeriku yang kaya,yang sejahtera dan kesetaraan sosial yang adil dan ber-Adab,
adalah masih bualan segar
syair-syair panglima di kala kelabu itu.
Badan-badan pertiwi yang gagah nan serempak,mundur ditindas laju zaman yang simpang-siur,
kemudian dibukukan sebagai dongeng pengantar tidur,anak-anak garudaku.
Legenda se-orang pengelana muda yang tidur melengkung dijalannya,kini nyata menjadi maskot di kotaku yang masyur.
Kriminalitas selembaran kertas Bersimbol angka adalah hobby yang terpatri rapat oleh budaya,,,--Dan lihat dibaliknya.
Kasian "Para ibu, yang mengurai tangis tetap dengan kasihnya,karena beban anak-anak kelaparan tanpa pendidikan.
Lihat. "Para Bapak, yang berlari,bergelut dengan kemunafikan matahari terik siang ini dan terus saja berteriak darah di cakrawala senja tak ber-Upah.Di tanah negeriku yang Tandus.
Kemudian lihat di seberang jalan,tepat dibawah lampu nyala merah,,
Mereka yang mengayunkan tuntutan perut
Mereka yang sebenarnya ber-Akal sabar
Mereka yang sebenar-benarnya lugu
Mereka Kehilangan Ideologi Agamanya
Mereka Tuli akan Ideoligi Kepresidenan,Yang bagai Pelajaran Elite
Mereka Buta Tentang Arah Tujuan Mimpi,,
Dan Mereka Adalah Lupa,,Lupa akan Ideologi HIDUP dan MATINYA
Bagai Tawa dan Tangis Tak Ada Beda..
Karya : Teguh Riyadi
0 komentar:
Posting Komentar